May 01, 2007

Untukmu... (yang akan hadir suatu saat nanti)



Marilah kita minum teh melati yang wangi. Dan saling bertatapan dalam cinta. Kita akan membicarakan dunia dari senyuman dan tatapan mata. Membincangkan asal muasal bijih kopi atau kasus korupsi. Membincangkan kepenuh-imajinasian Harry Potter atau kerumitan kitab suci. Membicarakan nikmatnya ciuman pertama atau indahnya gedung-gedung tua. Membicarakan beruang madu atau manisnya kue mangkuk.

Marilah kita bermain dalam hujan. Dan saling mendekap untuk mencari kehangatan. Kita akan melewati setiap jalanan untuk menikmati lebih lama indahnya kebersamaan. Dan menghirup sup babi hangat dari resto makanan cina pinggir jalan. Menyusuri kampung kumuh dan belantara beton ini demi sejuta pengalaman baru,... untuk awal kisah antara kau dan aku.

Marilah kita berdiam dan tenggelam dalam bacaan. Menghabiskan sore yang rawan diatas rerumputan. Hingga matahari lenyap dan lampu gemerlapan. Dan kita berpisah dengan satu kecupan indah yang kenangannya tak akan pernah lekang.

Aku tak menjanjikan apa-apa seperti aku tak akan menuntutmu dengan apa-apa. Tapi kita akan bicara dengan bahasa yang sama. Bahasa cinta. Bahasa penghormatan. Bahasa kesetaraan. Bahwa lebihku menutupi kurangmu dan kurangku tertambal lebihmu. Dan kita adalah satu dalam jiwa. Satu dalam rasa.

Karena setiap pengharapan adalah indah dan penantian adalah berkah. Dan kita siap untuk mengarungi badai bersama. Dengan gandengan tangan yang kian mengerat pada semakin banyak langkah yang kita buat. Karena kita punya impian yang sama dan berjalan bersisian untuk bisa meraihnya.

Maukah dirimu?