March 27, 2008

...anak



“Betul Bu, anak ini sudah tidak punya orangtua lagi. Dia satu-satunya yang selamat.”

Kuperhatikan anak itu. Kurus, agak kotor, tapi wajahnya tidak jelek. Tak apalah, pikirku.

“Mau ya, ikut Ibu ini. Kamu nanti akan diasuh beliau. Mau ya?” bujuknya pada anak itu. Aku hanya diam. Biarlah anak itu yang memutuskan, aku tidak datang jauh-jauh ke lokasi bencana ini untuk memaksa.

Akhirnya anak itu mengangguk lemah.

Di tempatku menginap ia kumandikan dan kuberikan baju yang kubeli di ibukota khusus untuknya, dan ia berubah menjadi anak yang lucu.

Aku tersenyum. Di ibukota pasti banyak yang mau bayar mahal untuk mendapatkan anak ini.."


diambil dari http://www.100kata.com

March 04, 2008

WAKE UP ROMO... ONO MALING!!




Sungguh, saya tidak menyangka bahwa kedua handphone saya (Erricsson T20e & Nokia 6016) masih memiliki nilai berharga. Setidaknya bagi bromocorah yang beberapa malam lalu menyantroni kamar saya. Padahal jika ditaksir secara nominal, mungkin keduanya tidak akan dihargai lebih dari 300 ribu rupiah. Nilai intrinsiknyalah yang membuat saya sedih. Banyak kisah bahagia dan sedih dalam perjalanan hidup saya yang selama ini yang hadir dari kedua handphone tersebut. Apalagi peristiwa kemalingan tersebut juga membuktikan bahwa batu akik berisi "aji-aji urip tentrem aman kadonyan" pemberian pakde saya ternyata bisa di non-aktifkan dengan gampangnya begitu saja (maaf pakde, sesajen dan tirakatnya mungkin kurang kuat)

Sebenarnya kos-an saya tidak asing lagi di mata para local-thug (di Indonesia dikenal sebagai preman kampung). Rumah berlantai dua di bilangan Antene 10 Radio Dalam Raya, Kebayoran Baru Jaksel tersebut mungkin lebih mirip disebut hypermarket ketimbang tempat kos. Tak hanya handphone jadi favorit para bromocorah disana, beberapa barang seperti play-station mountain-bike, jaket, beberapa pakaian (termasuk boxer), aneka sepatu (pantofel, kets, casual), sepeda motor merk terbaru, hingga kain pel dan tabung gas seolah sudah ditandai sebagai maling-must-have items yang selama setahun belakangan sukses raib begitu saja.

Apa problemnya? Bisa jadi sistem gembok pagar depan sudah tidak lagi optimal berfungsi mengingat bromocorahs (plural) bisa nyaman beroperasi siang-malam dan leluasa berganti shift meski pagar digembok. Bisa jadi para tenant kurang peka terhadap pengunjung yang keluar masuk dan cuek bebek melihat orang tidak dikenal didalam area kos. Atau bisa jadi para tenant selama ini lengah lantaran kondisi kos yang adem ayem, ck..ck..ck... always remember guys! smart enemies attack when we feel safe!

Indikasi bahwa terdapat "Insider" patut diusut tuntas karena beberapa pihak memang patut dicurigai (berdasarkan segmentasi ekonomi dan prilaku sosialnya). Bisa jadi pelaku sekaligus menjadi korban culture lack dan westernisasi Jakarta. Tergiur dengan gemerlap ibukota sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Amat disayangkan memang, para tenant yang kebanyakan adalah perantau harusnya bisa saling mendukung dan pre-emptive terhadap kriminalitas di kos-kosan, namun nasi sudah menjadi tai, saling curiga kini makin menghinggap di hati masing-masing penghuni.

Bisa jadi problemnya adalah lingkungan Radio Dalam Antene 10 yang nggak jauh beda dari Bronx di Amrik sono. Selain terdapat kos-an untuk (maaf) para pramuria menggemaskan dan pangkalan bajaj, Antene 10 juga merupakan ghetto bagi kebanyakan imigran ilegal Jakarta (seperti saya tentunya). Jika Anda kebetulan melewati jalan Radio Dalam, janganlah sungkan untuk berkunjung ke Antene 10. Dengan kondisi semacam itu, tidaklah mengherankan apabila kesempatan dan ruang bagi terjadinya tindak kejahatan makin besar disana. Janganlah heran apabila di tahun 2090 nanti, perdagangan hulu ledak nuklir ataupun cloning monster marak terjadi di Radio Dalam Antene 10.

Apa solusinya?? Mengajukan sistem CCTV untuk keamanan kos jelas tidak akan di-approve! Ketidakbecusan pihak manajemen kos Radio Dalam 14 dalam menyelesaikan isu-isu lain yang lebih ringan seperti ketidakstabilan tegangan listrik, WC meluap, PDAM yang sering mati hingga atap bocor dan acakadutnya sistem tata parkir kendaraan dijamin akan menyurutkan setiap upaya penangkalan tindak kriminalitas sekitar. Pindah kos adalah pilihan terbaik andaisaja institusi tempat saya bekerja mau memberikan tambahan salary :) Langkah terpuji dari manajemen kos dengan mendatangkan 2 pejantan alim dari belantara Jawa Timur sempat ternoda dengan blunder fatal. Tercatat 2 handphone dan satu tabung elpiji raib di hari pertama mereka kerja. Satu-satunya yang mungkin potensial dilakukan adalah dengan mempersenjatai masing-masing penghuni. Kewaspadaan, sikap saling peduli dan disiplin adalah senjata tepat untuk membunuh satu musuh bersama yang disebut maling!