August 14, 2011



tak terasa juga satu setengah jam berlalu di ruang tunggu ini...

Semua bacaan motivasi, psikologi, meditasi, hingga rohani yang disediakan di meja sudah habis saya bolak-balik. Sebenarnya menunggu seperti ini tak ada ruginya, toh sofa mereka nyaman, AC di sini cukup sejuk, teh manis hangat yang disuguhkan pun masih separuh.


"Maaf tapi sepertinya mas Aryo harus menunggu sebentar lagi, ada bencana banjir di India yang harus dia prioritaskan" kata nona sekretaris yang sedari saya datang tak henti-hentinya mengangkat telepon, menjawab email, dan menerima setumpuk surat yang datang. "Oke, saya tunggu" well, saya tak punya pilihan lain sepertinya. Hmmmf... saya tahu kesabaran bukan menjadi sifat saya tapi orang yang saya tunggu ini, katakanlah dia tak dapat ditawar.

Saya yakin Anda juga pernah ke sini dan sama seperti saya, Anda akan dipersilahkan duduk, menunggu dan disuguhi teh manis hangat dan saya 100% yakin Anda juga mencoba membunuh waktu dengan membaca segala bacaan di meja seperti yang saya lakukan tadi. Masalahnya ada beberapa yang menunggu lama dan ada yang menunggu cepat dan saya menganggap ini berhubungan dengan skala prioritas yang diberikan oleh nona sekretaris tadi.

"Mas Aryo, saya benar-benar minta maaf tapi sepertinya hari ini Anda tidak bisa bertemu" sang nona sekretaris mencoba ramah memberitahukan kabar buruk ini. "Selain banjir di India, kami punya kecelakaan kereta di Spanyol, kelompok mahasiswa yang sedang dalam masa kritis menemukan formula anti kanker, calon MasterChef yang butuh dukungan, serta setumpuk kasus percintaan artis, masalah gelandangan dan anak jalanan, oooh dan ini juga... permohonan anggota Green Peace untuk lingkungan yang lebih baik... sekali lagi saya atas nama dia benar-benar minta maaf" sang sekretaris mencoba menerangkan betapa ada banyak masalah yang harus diprioritaskan ketimbang persoalan saya (yang memang tidak signifikan bagi dunia).

Saya juga sadar bahwa orang yang ingin saya temui, dia yang ada di balik pintu besar itu juga cukup sibuk, dia memiliki banyak hal yang memang harus ditangani lebih dulu, dan saya tahu saya tidak boleh egois. Hanya saja, saya ingin bercakap dengan dirinya untuk satu hal yang mengganggu benak saya selama ini. Satu hal yang saya percaya akan sangat berarti bagi hidup saya, tapi sudahlah, mungkin ini bukan hari saya :)

Saya tersenyum pada nona sekretaris sebelum bangun dari duduk dan melangkah keluar. Sesaat sebelum saya membuka pintu, saya menatap sebuah pigura besar yang tergantung di belakang meja nona sekretaris itu. Sebuah pigura berwarna merah kecoklatan yang membingkai tulisan indah sebagai mana menjadi slogan orang yang ingin saya temui ini "DATANGLAH KEPADA-KU, KAMU SEMUA YANG LETIH LESU DAN BERBEBAN BERAT"

Btw, saya masih percaya pada slogan itu, saya hanya ingin mengobrol dengannya