... dan
rasanya seperti sebagian dunia seolah meninggalkan saya.
:(
:(
:(
:(
:(
:(
Tepatnya
2 Juni 2009, saya memperoleh sebuah bolpoin dari owner kantor pertama saya
dulu. “Saya tidak bisa kasih kamu apa-apa, tapi ini sedikit kenang-kenangan”
kurang lebih ini yang dikatakannya sambil menyodorkan sebuah bolpoin.
Ujung
depan dan belakang bolpoin tersebut terbuat dari besi berwarna perak. Mengapit
bagian tengah yang bermotif marmer hitam.
Dan
mulai saat itulah saya membawanya kemanapun saya membawa catatan atau buku
tulis saya. Rasanya seperti… seperti Anakin Skywalker dengan lightsaber birunya
atau James Bond dengan Walther PPK-nya atau Michael Jordan dengan Air Jordan-nya.
Sepertinya
semua proses crafting yang saya lakukan di atas kertas dengan bolpoin itu
selalu membawa hasil terbaik.
Hingga
tempo hari, Rabu 19 Desember 2012, saya kehilangan bolpoin tersebut.
dan
rasanya seperti sebagian dunia seolah meninggalkan saya.
Tapi,
semakin saya merasa kehilangan, saya justru semakin bersyukur karena mungkin
ini pembelajaran diri bahwa saya tak selamanya bisa menggengam, merengkuh,
memegang, memeluk, dan memiliki sesuatu. Bolpoin kesayangan salah satunya.
Selama
saya bekerja di kantor pertama dulu, saya belajar sedemikian banyak hal,
beberapa pelajaran berharga saya peroleh dari sang owner yang memberi saya
bolpoin tersebut. Tak disangka, setelah beberapa tahun meninggalkan tempat
tersebut, sang owner masih menyisakan satu pelajaran lagi lewat bolpoin yang
dihadiahkannya untuk saya.
Saya
baru saja kehilangan.
Tapi saya
juga baru saja menemukan.