September 06, 2006

Negeri dibalik Pelangi



The Wizard of Oz adalah cerita klasik yang menjadi salah satu favorit saya. Kisah tentang Dorothy dan anjingnya Toto yang terdampar di negeri Oz, sedikit banyak telah memberikan gambaran kepada saya tentang pencarian untuk sebuah tujuan hidup.
Cerita bermula dari tanah pertanian Kansas dimana Dorothy dan Toto yang tiba-tiba terjebak beliung, kemudian berada di sebuah negeri dibalik pelangi. Dalam perjalanannya untuk menemukan arah pulang menuju rumah, mereka bertemu The Scarecrow si bijak penuh keluguan yang ingin untuk menjadi manusia, Tinman sang penebang kayu dengan impiannya untuk memiliki sebuah hati, dan Lion, singa pengecut yang mendambakan keberanian.

Bersama-sama, mereka menyusuri jalanan yang terbuat dari bata berwarna kuning, menuju Kota Emerald dan menemui penyihir agung Oz, satu-satunya harapan bagi Dorothy untuk kembali ke Kansas. Tak sekedar menolong Dorothy, Scarecrow, TinMan, dan Lion juga berharap bertemu sang penyihir agung agar masing-masing impiannya dapat dikabulkan. Namun seperti halnya kehidupan, segala sesuatunya tidak selalu bisa dicapai dengan gampang, sebuah keinginan kadang memerlukan keberanian sekaligus perjuangan. Dikisahkan Dorothy dan kawan-kawan yang harus berhadapan dengan penyihir jahat dari Barat sebelum bertemu dengan penyihir agung Oz.

Ketika sampai pada akhir cerita, penyihir agung Oz mengembalikan Dorothy dan anjingnya Toto ke Kansas. Namun penyihir agung Oz hanya menggelengkan kepala ketika Scarecrow, TinMan, dan Lion meminta hal yang sama yakni agar impian masing-masing bisa terkabul. "Buat apa aku mengabulkan permintaan yang sudah terpenuhi?" tanya penyihir agung Oz. Sebenarnya yang dimaksudkan penyihir agung Oz adalah bahwa Scarecrow, TinMan, dan Lion sudah memiliki apa yang sebenarnya mereka cari. Scarecrow yang memiliki kepedulian untuk membantu Dorothy dan Toto telah memperlihatkan sosok manusiawi dengan jiwa penolong. TinMan yang bercita-cita memiliki hati juga sudah menunjukkan belas kasih dan berpihak pada kebaikan. Sedangkan Lion dengan berani telah menghalau anak buah penyihir jahat dari Barat untuk melindungi Dorothy dan membuktikan bahwa ia bukan makluk pengecut!

Terkadang cerita tersebut selalu muncul di benak saya ketika saya memiliki keinginan. Pernah suatu hari saya berandai-andai untuk bisa menjadi seorang pengarah kreatif di sebuah agensi dengan billing pemasukan besar, rak penuh penghargaan kreativitas, dan memiliki penghasilan yang bisa membuat saya memiliki sebuah rumah Jogjo di Sawojajar 5 Jogjakarta. Bisa jadi akan seperti itulah saya di kemudian hari nanti. Mungkin saja setumpuk pekerjaan, omelan, kritikan, dan revisi ataupun rasa sakit karena penolakan klien serta atasan adalan jalanan bata berwarna kuning bagi saya untuk menuju kota Emerald. Hal tersebut selalu membuat saya tak perlu berpikir soal seberapa lama atau sebanyak apa penderitaan yang akan saya terima. Toh, saya juga seorang jawa yang takkan pernah bisa melepaskan diri dari kutukan kepasrahan. Saya hanya harus berusaha sebaik dan secepat mungkin,.. and that's the bottom line!


Seekor elang terjatuh dari sarangnya yang terletak di puncak tebing tinggi. Ia terjatuh pada sebuah peternakan ayam di bawahnya. Hingga ia beranjak remaja ia berkumpul bersama ayam dan tidak bisa terbang karena ia tak pernah lagi mengepakkan sayap dan juga merasa dirinya sebagai ayam. Suatu hari, terbanglah elang besar diatas peternakan. Sambil terkagum, elang ayam tersebut berujar "andai aku menjadi elang, pastilah aku bisa mengangkasa segagah dia".

Elang besar tersebut mendengarnya dan kemudian ia mendarat tepat di hadapan elang ayam. "Alangkah bodohnya dirimu, kau adalah elang, belajarlah mengepakkan sayapmu untuk bisa terbang" sahut elang besar yang kemudian kembali menangkasa. Hingga di akhir hidupnya, elang ayam tersebut tak pernah mencoba mengepakkan sayap, ia tak menyadari bahwa dirinya memiliki kesempatan untuk bisa gagah melayang. Ia mengakhiri hidupnya sebagai seekor ayam.

diambil dari Awareness - Anthony de Melo

No comments: